Minggu, 04 Maret 2012

MENENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI

A. Pendahuluan
Setiap manusia tidak terlepas dari kehidupan sekelilingnya, karena memang manusia adalah mahluk yang berkumpul. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.Itulah sebabnya kita tidak perlu heran manakala manusia dimuka bumi ini senang membuat organisasi, baik itu organisasi politik maupun organisasi sosial lainnya. Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan di dalam kehidupan manusia. Organisasi membantu kita melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh individu. Oleh karena itu ada baiknya dipahami pengertian organisasi oleh para pakar yaitu:

" Organization is a system. A set of objects together with relationships between the objects and between their attributes" ( A.D. Hall, R.E fagen in Winardi)

" Organization is systems are complexes of elements standing in interaction" (Ludwig Von Bertalanffy in Winardi).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah system yang merupakan suatu keseluruhan, yang terdiri dari aneka macam komponen (subsistem) yang saling berinteraksi satu sama lain dalam rangka upaya untuk pencapaian sasaran-sasaran system yang bersangkutan.

1) Structure Of Organization ( Struktur Organisasi)
Struktur keorganisasian (organizational structure) dapat dirumuskan sebagai pengaturan dan antar hubungan bagian-bagian komponen dan posisi-posisi suatu perusahaan (stoner, et.al.,1989:264 dalam Winardi).
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa struktur suatu organisasi menspesifikasi aktifitas-aktifitas kerja. Ditunjukkan pula olehnya bagaimana berbagai fungsi atau aktifitas-aktifitas yang berbeda berkaitan satu sama lain. Hingga tingkat tertentu, ia juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktifitas-aktifitas pekerjaan. Juga ditunjukkan olehnya, hierarki organisasi yang bersangkutan, struktur otoritas, dan hubungan-hubungan atasan- bawahan (miles, 1980:7 dalam Winardi).
Secara ringkas, dalam setiap pekerjaan akan muncul pembagian kerja. Setiap pembagian kerja akan muncul koordinasi kerja dan setiap koordinasi kerja akan timbul pembagian kekuasaan. Dengan demikian, secara filosofis struktur orgaisasi tidak lain adalah 'cetak biru' atau 'Kerangka bangunan' formal tentang pembagian kerja (division of work) dan pembagian kekuasaan (division of authority) serta koordinasi kerja yang memungkinkan terjadinya aliran informasi dan komunikasi yang efisien dan proses pengambilan keputusan yang cepat.
Struktur organisasi menggambarkan pula pola hubungan antar pihak internal (eksekutif, manajer dan pekerja) dan pola hubungan antara pihak internal dengan pihak eksternal (para konstituen organisasi). Di dalam pola hubungan antar pihak internal selalu disertai dengan munculnya hirarki organisasi. Oleh karena itu hirarki organisasi seperti halnya pembagian kerja, merupakan bagian dari struktur organisasi yang tidak bisa dihindarkan. Yang barangkali harus disadari adalah hirarkhi harus dibedakan dengan birokrasi karena keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tidak selamanya yang hirarkhis selalu birokratis

Taksonomi Struktur Organisasi.
Struktur organisasi biasanya direflesikan ke dalam peta organisasi (organization chart) yang secara visual digambarkan dalam bentuk kotak dan garis. Richard Daft , misalnya mengatakan bahwa organization chart merupakan representasi yang kasat mata yang menggambarkan semua kegiatan dan proses aktivitas yang terjadi didalam sebuah organisasi. Secara taksonomis peta organisasi tersebut menggambarkan 3 hal pokok: (1) tingkat spesialisasi atau kompleksitas organisasi, (2) tingkat formalisasi organisasi dan (3) tingkat sentralisasi/desentralisasi organisasi.

Spesialisasi atau kompleksitas organisasi dibedakan lebih lanjut menjadi tiga bagian yakni: horizontal differentiation, vertical differentiation dan spatial differentiation. Horizontal differentiation menjelaskan seberapa banyak pekerjaan harus dilakukan oleh karyawan, tingkat kebutuhan akan profesi dan spesialisasi karyawan, kebutuhan akan training dan pendidikan karyawan dalam kaitannya dengan tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakannya dan tingkat departementalisasi organisasi. Semakin banyak pekerjaan, profesi dan spesialisasi, semakin banyak kebutuhan akan training khusus dan semakin banyak departementalisasi maka akan semakin kompleks organisasi tersebut.

Vertical differentiation berkaitan dengan banyaknya level/ tingkatan didalam organisasi. Semakin sedikit level organisasi maka semakin lebar rentang kendali yang harus dijalankan seorang manajer. Sebaliknya semakin banyak level organisasi semakin sempit rentang kendalinya. Sedangkan spatial differentiation berkaitan dengan lokasi organisasi. Semakin jauh jarak antar unit organisasi, departemen dan orang-orang yang bekerja didalamnya, organisasi tersebut menjadi semakin kompleks.

Formalisasi organisasi berkaitan dengan tingkat standarisasi pekerjaan yakni sejauh mana aktivitas organisasi dikerjakan berdasarkan regulasi, aturan dan prosedur kerja. Demikian juga formalisasi menjelaskan sejauhmana rutinitas sebuah pekerjaan. Walhasil, ide dasar formalisasi organisasi adalah sejauhmana sebuah pekerjaan bisa dikelola dan dikendalikan. Sentralisasi/desentralisasi menjelaskan kepada kita pada level mana keputusan organisasi akan diambil, siapa yang memiliki otorisasi pengambilan keputusan, siapa yang memiliki kekuasaan dan pada posisi mana keputusan akan dibuat.

Spesialisasi

Horizontal differentiation

Vertical differentiation

Spatial differentiation

. Banyaknya pekerjaan

. Kebutuhan profesi dan spesialisasi pekerjaan

. Training dan pendidikan

. Departementaslisasi

. Jumlah level organisasi

. Rentang kendali

. Banyaknya lokasi kegiatan yang terpisah

Formalisasi Standarisasi pekerjaan . Banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan regulasi, aturan dan prosedur kerja

. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan secara rutin Sentralisasi/desentralisasi Level pengambilan keputusan

. Siapa yang berhak mengambil keputusan

. Pada level mana keputusan dibuat

Sumber: http://organisasi.org.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar