Jumat, 18 Februari 2011

Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesastraan

Pengertian konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Seorang peneliti yang bernama Woodruff mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.
Pengertian budaya
Secara umum pengertian budaya adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional.

Jadi KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM  KESASTRAAN adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.


Kamis, 17 Februari 2011

Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Kawasan Pecinan Semarang

Tema : Manusia & Kebudayaan

Kependudukan
Penduduk yang tinggal di kawasan Pecinan Semarang ini adalah warga keturunan Cina yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
  • Masyarakat Cina totok yang masih berorientasi pada kebudayaan aslinya, dan mempunyai keterkaitan dengan leluhur serta  adat-istiadat dari negara asalnya.
  • Masyarakat Cina  peranakan, yang sudah melebur dalam budaya lokal, dan sudah kehilangan identitas aslinya serta mengalami pergeseran dalam budaya dan tata nilainya.
Secara umum penduduk di kawasan pecinan ini terbagi menjadi sebagai berikut :
  • Penduduk asli yang telah menetap di kawasan Pecinan ini sejak lahir dan memiliki kapling di kawasan tersebut dari warisan leluhurnya.
  • Penduduk asli yang telah menetap di kawasan Pecinan ini sejak lahir, namun hanya menggunakan kaplingnya sebagai tempatberdagang atau toko, sedang tempat tinggalnya berada di luar Pecinan.
  • Penduduk yang tidak tetap, mereka tidak tinggal menetap di kawasan Pecinan ini. Hanya karena pekerjaannya mereka berada di kawasan Pecinan ini, misalnya buruh kerja atau pedagang non –permanen di pasar.
Kepercayaan dan Religi
Religi masyarakat etnis Tiong hoa selalu dipengaruhi oleh pemujaan terhadap arwah leluhur dan tiga ajaran utama, yaitu ; Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhism. Sebagian besar masyarakat asli kawasan Pecinan Semarang masih menganut kepercayaan Tri Dharma (Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhism). Ketiga ajaran tersebut terkait erat dan saling melengkapi. Dan, bagi etnis Tiong hoa pada umumnya, religi mencakup kepercayaan terhadap dewa-dewa local dan roh-roh; hal tersebut mempengaruhi keseharian mereka.
  1. Ajaran  Konfusianisme
Pokok ajaran Konfusius atau Kong Hu Chu adalah untuk menyelamatkan dunia melalui pengajaran moral etika terhadap manusianya. Mereka diarahkan agar berusaha menyempurnakan serta menyucikan hati serta pikirannnya menuju keseimbangan yang harmonis, ajaran konfusius mewajibkan :
Adanya pemujaan terhadap T’ian
T’ian atau Tuhan menjadi awal atas sumber segala kesadaran alam semesta. Konsep Konfisius terhadap T’ian bersifat ke Tuhanan dan alam.
Pemujaan terhadap arwah leluhur
Bagi etnis Tiong hoa, pemujaan terhadap leluhur mengingatkan mereka akan asal-usulnya. Dengan menghormati arwah leluhur mereka percaya bahwa anggota keluarga yang masih hidup akan senantiasa dilindungi, oleh sebab itu sangat penting bagi merekauntuk tetap menjalin hubungan baik dengan arwah leluhur. Pemujaan terhadap arwah  leluhur di pandang sebagai bakti anak terhadap leluhur.
Penghormatan terhadap Konfusius
Konfisius dihormati sebagai guru besar yang telah berjasa menempatkan ajaran moral dan spiritual bagi etnis Tiong hoa.
  1. Ajaran Taoisme
Taoisme merupakan dasar pikiran budaya orang Cina. Tokohnya adalah Lao Tze yang menulis kitab Dao De Jing yang menjadi inti ajaran Taoisme. Taoisme menekankan ajarannya pada hidup mengikuti kehendak alam, hakekat keharmonisan antara kehidupan langit (alam gaib) dengan kehidupan di bumi dan manusia (alam, dunia nyata). Taoisme mengajarkan upacara untuk mencapai kesempurnaan hidup yang bertemapt di Klenteng. Inti ajaran Taoisme adalah selalu berusaha untuk mengikuti kehendak alam, ajaran Tao mengatur secara hierarkis arah-arah mata angin yang penting:
  • Arah Timur sama dengan musim panas bersimbol warna merah
  • Arah Barat sama dengan musim gugur berrsimbol warna putih
  • Arah Utara sama dengan musim dingin bersimbol warna hitam
  • Arah Selatan sama dengan musim semi bersimbol warna biru
  1. Ajaran Buddhism
Ajaran Buddhism yang paling menonjol adalah kepercayaan adanya hidup setelah mati (reinkarnasi). Alam semesta memiliki tingkatan hirearkis, yaitu pemutasian kekuatan Yin (wanita/kegelapan) dan Yang (pria/terang) dan kombinasi lima elemen alam, yaitu: logam, kayu, api, air, dan tanah/bumi.

PERSAHABATAN

Tema : Manusia & Cinta kasih

Bila seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia? menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam? persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika? kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Sumber : Buku Kahlil Gibran